Rabu, 06 Januari 2016

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
       Proses Penelitian merupakan proses yang panjang, berawal pada minat untuk mengetahui fenomena atau kejadian tertentu kemudian berkembang menjadi sebuah gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan seterusnya. Hal penting bagi seorang peneliti adalah adanya minat untuk mengetahui masalah sosial atau fenomena sosial tertentu. Minat tersebut adapat timbul dan berkembang karena rangasangan, bacaaan, diskusi, seminar, pengamatan, atau campuran semuanya itu.
       Dalam penyusunan karya ilmiah diperlukan adanya sebuah proses penelitian yang dimana mengaharuskan seorang Penulis membuat Hipotesis Penelitian yang dimana menurut Sugiyono (2014: 99), Merupakan sebuah jawaban sementara terhadap sebuah rumusan masalah penelitian, dimana sebuah rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk sebuah pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data.
       Sebelum menyusun sebuah hipotesis, Penulis harus mengidentifikasi sebuah variabel yang penting dalam sebuah situasi dan menetapkan hubungan antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoretis. Disini kita berada dalam posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya. Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik secara tepat.

B.     Tujuan dan manfaat proses penelitian
1.      Tujuan Proses Penelitian, sebagai berikut:
a) Menentukan variabel dan jenis-jenisnya.
b) Menentukan hubungan antara variabel
c) Menyusun kerangka teoritis
d) Menentukan hubungan antara kerangka teoritis dengan hipotesis
e) Membuat hipotesis

2.      Manfaat Proses Penelitian, sebagai berikut:
a) Memudahkan Penulis melakukan proses penelitian
b) Agar Penulis mengetahui cara penulisan karya ilmiah yang baik
c) Agar Penulis bisa menyusun kerangka teoritis yang baik
d) Agar Penulis bisa merumuskan suatu masalah dengan hipotesis


BAB II
PROSES PENELITIAN
A. Kerangka Teoretis
       Definisi dari kerangka teoretis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Secara singkat, kerangka teoritis adalah membahas saling ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi situasi yang akan diteliti. Penyusunan kerangka yang berkonsep akan membantu kita untuk menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu.
        Kerangka teoritis akan memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan kerangka teoritis adalah mengidentifikasikan jaringan hubungan antarvariabel yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apapun. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita mengetahui apa arti variabel dan apa saja jenis variabel yang ada (Sekaran, 2014).
1. Variabel
     a). Pengertian Variabel
       Menurut Depdiknas (2008: 1605), variabel diartikan sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.
       Secara teoretis Hacth dan Farhady (dalam Sugiyono, 2014: 89) menyatakan bahwa variabel dapat difenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
       Jadi, dapat kami tarik kesimpulan bahwa variabel adalah besaran yang bisa diubah dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel ini kita bisa menghitung data apa saja yang masih dibutuhkan.
    b)  Jenis Variabel
         Sugiyono (2014: 91) menyebutkan hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi 4 macam:
1) Variabel Terikat (Dependent Variable)
     Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, krtiteria, konsekuen. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 

 2) Variabel Bebas (Independent Variable)
     Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah perubahannya atau timbulnya variabel terikat.






                        Gambar 1) Contoh hubungan variabel bebas – terikat

   3) Variabel Moderator (Moderating Variable)
       Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagai contoh, hubungan suami istri akan semakin kuat  dengan hadirnya anak dalam pernikahan mereka dan akan menjadi renggang jika ada pihak ketiga yang mempengaruhi hubungan tersebut. 



                                Gambar 2) Contoh hubungan variabel bebas, terikat moderator        

4)  Variabel Antara (Intervening Variable)
            Variabel antara adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat msenjadi suatu hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
            Contoh yang dapat kami berikan yaitu bahwa tinggi rendahnya penghasilan  akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Hal ini menjelaskan adanya variabel antara, yaitu berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel pengahasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator, yang berupa budaya lingkungan tempat tinggal.


    Gambar 3)   Contoh hubungan variabel bebas – moderator antara – terikat
 
2. Kerangka Teoritis dan Lima Ciri Dasarnya
            Kerangka teoritis adalah dasar dari seluruh proyek penelitian didasarkan. Kerangka teoretis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antarvariabel yang dianggap relevan dalam sebuah situasi dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi juga dapat memberikan informasi dalam penyajian sebuah kerangka teoretis.
            Kerangka teoritis menjelaskan sangkut-paut hubungan antarvariabel tersebut. Disini diuraikan tentang hubungan variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator serta variabel antara. Jika terdapat variabel moderator, wajib kita jelaskan bagaimana dan hubungan spesifik yang seperti apa yang terjadi dalam sebuah penelitian. Sebaiknya dijelaskan juga mengapa variabel tersebut berperan sebagai moderator. Jika ada variabel antara, perlu dijelaskan bagaimana dan mengapa variabel tersebut dibutuhkan. Serta saling ketergantungan antara variabel bebas dan terikat sebaiknya juga diinformasikan dengan tepat dan dijelaskan secara benar.
            Secara singkat, Sekaran (2014:129) menyatakan ada lima hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam sebuah penyajian kerangka teoretis, sebagai berikut:
a)    Variabel yang dianggap pasti untuk studi kasus diidentifikasikan dan dinamai   dengan jelas dalam pembahasannya.
b)    Pembahasan harus menjelaskan mengapa dua variabel atau lebih saling berkaitan satu dengan yang lain. Hal ini dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku di antara variabel.
c)    Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungannya akan positif atau negatif.
d)    Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan tersebut berlaku. Pendapat atau opini dapat ditarik dari penelitian sebelumnya.
e)    Suatu diagram skematis kerangkas teoretis harus diberikan agar pembaca dapat melihat dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.

B. Penyusunan Hipotesis
            Setelah kita mengidentifikasi variabel yang penting dalam sebuah situasi dan menetapkan hubungan antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoretis. Disini kita berada dalam posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya. Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui analisis statistik secara tepat.
            Hasil pengujian tersebut memberikan kita beberapa solusi mengenai apa yang dapat diubah dalam situasi yang dihadapi untuk memecahkan masalah. Merumuskan pernyataan yang dapat diuji semacam ini disebut dengan hipotesis (Sekaran, 2014:135).
     1. Definisi Hipotesis
                     Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2014: 99).
            Menurut Depdiknas (2008: 525), definisi hipotesis yaitu sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
            Jadi, kesimpulan yang dapat kami sampaikan bahwa hipotesis adalah jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, dan belum merupakan jawaban yang empiris. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan pikiran hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. 
2. Pernyataan Hipotesis Format
          Pernyataan Jika – Maka (If – Then Statement)
                        Seperti yang sudah dijelaskan dalam buku Research Methods For Business (Sekaran, 2014), hipotesis adalah           pernyataan yang dapat diuji untuk mengetahui hubungan antarvariabel. Hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok yang terkait dengan variabel. Untuk menguji apakah ada hubungan atau perbedaan yang eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dengan pernyataan jika – maka (if – then statement).
     Sebagai contoh, dapat dilihat dari kalimat berikut:
          “ Jika karyawan lebih sehat,maka mereka akan lebih jarang mengambil cuti sakit.”
3. Hipotesis Direksional dan Nondireksional
            Sekaran (2014) menyatakan bahwa hipotesis direksional adalah sebuah pernyataan akan hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua kelompok dengan istilah – istilah yang sering digunakan seperti positif, negatif, lebih dari, kurang dari, dan sebagainya.
           Sebagai contoh hipotesis direksional dapat dilihat dari kalimat berikut:
            Contoh: “ Wanita lebih bermotivasi dibanding pria.”
            Sedangkan hipotesis nondireksional adalah hipotesis yang mengendalikan hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut. Dengan kata lain hipotesis nondireksional tidak dapat secara signifikan mengatakan apakah hubungan tersebut akan positif atau negatif.
            Sebagai contoh hipotesis nondireksional dapat dilihat dari kalimat berikut:
            Contoh : “ Ada hubungan antara usia dan kepuasan kerja.”
4. Hipotesis Nol dan Alternatif
          Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah proposisi yang menyatakan hubungan yang definitif dan tepat di antara dua variabel. Yaitu, hipotesis ini menyatakan bahwa korelasi populasi antara dua variabel adalah sama dengan nol atau bahwa perbedaan dalam mean (rerata hitung) dua kelompok dalam populasi adalah sama dengan nol (atau sama dengan angka tertentu).
          Sedangkan, hipotesis alternatif adalah kebalikan dari hipotesis nol, yaitu sebuah pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau menunjukkan perbedaan antara kelompok.
          Hipotesis nol dirumuskan agar dapat diuji untuk penolakan yang mungkin. Jika kita menolak hipotesis nol, maka semua hipotesis alternatif diperbolehkan, selama hal tersebut dapat diterima oleh penalaran (Sekaran, 2014).
          Berdasarkan rumusan masalah komperatif tersebut dapat di kemukakan tiga model hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut (Sugiyono,2014:105) :


  Hipotesis Nol:
a)      Ho: Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan PT Y; atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan PT X dan Y, atau
b)      Ho: Produktivitas aryawan PT X lebih besar atau sama dengan  (≥) PT Y (“lebih besar atau sama dengan)” = paling sedikit).
c)      Ho: Produktivitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan (≤) PT Y (“lebih kecil atau sama dengan”) = paling besar).
Hipotesis Alternatif:
a)      Ha: Produktivitas kerja karyawan PT X lebih besar (atau lebih kecil) dari karyawan PT Y.
b)      Produktivitas kryawan PT X lebih kecil dari pada (<) PT Y.
c)      Ha: Produktivitas karyawan PT X lebih besar daripada (≥) PT Y.                                                                                             
           Setelah merumuskan hipotesis nol dan alternatif uji statistik yang tepat ( uji t, uji F ) pun kemudian dapat diterapkan, yang akan menunjukan apakah hipotesis alternatf diterima atau tidak-yaitu, bahwa ada perbedaan signifikan antarkelompok atau bahwa terdapat hubungan signifikan di antara variabel, sebagaimana dinyatakan dalam dalam hipotesis.
            Langkah – langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah  (Sekaran,2014:141):
a)      Menyatakan hipotesis nol dan alternatif.
b)      Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan apakah data yang dikumpulkan adalah parametik atau nonparametik (dibahas dalam bab selanjutnya).
c)      Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan (ρ = 0,05, atau lebih, atau kurang).
d)     Memastikan jika hasil dari analisis komputer menunjukan bahwa tingkat signifikansi terpenuhi. Jika, seperti dalam kasus analisis korelasi Pearson dalam peranti lunak Excel, tingkat signifikansi tidak muncul dalam printout, perhatikan nilai kritis (critical value) yang menetapkan daerah penerimaan pada tabel yang sesuai [(t,F, X²) – lihat tabel pada akhir buku ini]. Nilai kritis tersebut membagi daerah penolakan dari daerah penerimaan hipotesis nol.
e)      Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis (critical value), hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai hitung lebih kecil daripada nilai kritis, hipotesis nol diterima dan alternatif ditolak.



BAB III
PENUTUP
                 A.    Kesimpulan
                   Pada pembahasan ini kami menarik kesimpulan bahwa dalam membuat suatu karya ilmiah, maka yang pertama dilakukan adalah membuat kerangka teoretis kemudian menentukan variabel apa yang akan di gunakan. Ada 4 jenis variabel yang dapat kita pilih untuk membuat karya ilmiah. Kemudian setelah itu baru bisa kita menarik hipotesis dari hasil penelitian tersebut.
           
                 B.     Saran
                   Sebaiknya jika kita akan membuat sebuah karya ilmiah yang baik dan benar, maka proses - proses yang sudah kami bagikan disini harus dijalankan dengan baik. Agar semua karya tulis yang kita inginkan dapat sesuai dengan prosedur penulisan yang baik.
                   Mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan ini, kami bersedia untuk diberikan saran dan kritik dari Pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Jakarta: Alfabeta
Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta:Pusat Bahasa